Lompat ke konten
Beranda » Blog » Biaya Tersembunyi dari Menunda Transformasi Digital untuk Koperasi

Biaya Tersembunyi dari Menunda Transformasi Digital untuk Koperasi

Biaya tersembunyi jika menunda transformasi digital

Key Takeaways:

  • Koperasi perlu segera menerapkan transformasi digital untuk memenuhi kebutuhan anggota dan bertahan di pasar;
  • Menunda digitalisasi justru menumpuk biaya tersembunyi yang dapat menurunkan efisiensi operasional koperasi;
  • Biaya tersembunyi menunda digitalisasi koperasi: risiko keamanan data, waktu terbuang untuk proses manual, pengalaman negatif pengguna, hilangnya peluang pertumbuhan, budaya koperasi stagnan;
  • Libatkan ahli seperti MAMPU untuk melakukan digitalisasi layanan keuangan secara terukur, strategis, dan efisien.

Sama seperti instansi keuangan pada umumnya, sudah saatnya koperasi juga menerapkan transformasi digital pada layanan keuangan. Koperasi justru bisa berisiko mengeluarkan lebih banyak biaya jika terus menundanya. Sebab, selama Anda menunggu “waktu tepat” untuk digitalisasi layanan, hidden cost atau biaya tersembunyi akan menumpuk. Lantas, apa saja biaya-biaya yang dimaksud?

Hidden Cost dari Menunda Transformasi Digital Koperasi

Sekilas, menunda digitalisasi layanan keuangan koperasi terlihat seperti “penghematan”. Padahal, di balik hal tersebut, tersimpan berbagai biaya tersembunyi yang justru dapat merugikan, yaitu:

Risiko keamanan data

Proses manual dan sistem jadul sering kali berujung pada integrasi yang tidak terkendali hingga menimbulkan celah keamanan yang dapat dieksploitasi pihak tak bertanggung jawab. Jika hal tersebut sampai terjadi, Anda harus mengeluarkan biaya puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk pemulihan teknis. Sehingga, potensi kerugian finansialnya sangat besar.

Akibatnya, reputasi koperasi pun akan menurun, sehingga berujung pada merosotnya transaksi. Belum lagi, Anda juga harus berhadapan dengan hilangnya kepercayaan anggota.

Waktu yang terbuang untuk proses manual

Proses manual seperti input data berulang, rekonsiliasi, dan pencarian dokumen fisik memakan banyak waktu. Semakin banyak waktu yang terbuang, akan semakin besar pula pengeluaran untuk biaya tenaga kerja. Padahal, Anda bisa menggunakan waktu tersebut untuk meningkatkan layanan koperasi.

Situasi tersebut dapat Anda ubah dengan menerapkan transformasi digital pada koperasi. Ada banyak cara, salah satunya automasi end-to-end untuk onboarding anggota baru. Bahkan, Anda bisa menerapkan sistem automasi tersebut pada proses verifikasi dokumen dan workflow approval.

Pengalaman pengguna yang negatif

Anggota koperasi zaman sekarang mengharapkan layanan yang cepat, transparan, dan nyaman. Mereka bahkan tidak segan membandingkan layanan koperasi dengan standar industri perbankan digital. Sistem manual menghambat pemenuhan hal tersebut karena prosesnya cenderung lama, jam layanan yang terbatas, hingga akses sulit ke layanan keuangan. 

Jika terus dibiarkan, kemungkinan besar anggota koperasi akan merasa frustrasi dan berujung pindah ke pesaing. Untuk mengganti anggota yang hilang tersebut, Anda perlu mengeluarkan biaya akuisisi anggota baru.

Di sisi lain, sistem digital memungkinkan Anda untuk memberikan layanan koperasi secara online, sehingga lebih mudah diakses dari mana saja dan kapan saja. Hal ini bisa menciptakan pengalaman positif pada pengguna, sehingga turut meningkatkan kepuasan mereka terhadap layanan koperasi.

Peluang pertumbuhan yang terlewat

Tanpa transformasi digital, koperasi akan berisiko melewatkan peluang pertumbuhan. Hal ini mencakup akses menjangkau segmen pasar baru (seperti UMKM digital dan generasi muda), kemitraan fintech untuk memperluas distribusi layanan, hingga peluang cross-sell produk. Padahal, berbagai peluang tersebut menyimpan pendapatan potensial, yang bisa menjadi opportunity cost bagi koperasi.

Budaya koperasi yang stagnan

Menunda digitalisasi dapat memberi sinyal bahwa koperasi tidak siap beradaptasi. Situasi ini dapat menghambat inovasi dan menyebabkan budaya koperasi jadi stagnan, sehingga Anda jadi sulit menarik talenta baru. Hidden cost-nya mungkin tidak eksplisit terlihat pada neraca keuangan, tapi terasa melalui penurunan semangat kerja. 

Apabila membiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin turnover anggota dan karyawan akan meningkat. Lagi-lagi, Anda harus mengeluarkan biaya rekrutmen dan berhadapan dengan risiko hilangnya pengetahuan organisasi. Namun, dengan transformasi digital, Anda jadi punya lebih banyak jalan untuk mengembangkan layanan, sehingga mendorong budaya internal yang semangat berinovasi.

Sebaiknya Mulai dari Mana? 

Setiap koperasi mempunyai kondisi yang berbeda, sehingga langkah awal transformasi digital pun perlu disesuaikan kembali dengan kebutuhan internal masing-masing koperasi. Anda bisa mulai dengan evaluasi koperasi secara menyeluruh untuk mengidentifikasi proses kerja yang memakan paling banyak waktu dan biaya, risiko keamanan, serta kekurangan layanan yang paling sering anggota rasakan.

Supaya Anda tidak terjebak siklus trial-and-error, sebaiknya libatkan ahli sejak awal proses digitalisasi. Konsultasikanlah dengan pihak yang memahami teknologi, regulasi digitalisasi layanan keuangan, dan realitas operasional koperasi. Seluruh kriteria tersebut bisa Anda penuhi jika bekerja sama dengan MAMPU.

MAMPU menyediakan solusi strategis untuk mendampingi proses transformasi digital koperasi dari hulu hingga hilir; mulai dari analisis kebutuhan, pemilihan teknologi, hingga implementasi. Tersedia layanan yang memungkinkan koperasi untuk memberikan pinjaman dan pembayaran secara praktis kepada anggota. Bersama MAMPU, koperasi dapat menerapkan digitalisasi dengan lebih terukur untuk mendapatkan hasil maksimal.

Menunda transformasi digital koperasi bukan hanya ketinggalan zaman, tapi juga dapat menumpuk biaya tersembunyi. Meski begitu, digitalisasi asal-asalan juga bukanlah pilihan. Terapkan pendekatan yang tepat dengan bantuan mitra strategis seperti MAMPU. Isi formulir sekarang juga untuk menghubungi tim MAMPU dan memulai langkah digitalisasi koperasi yang efektif!